Data adalah suatu catatan atau gambaran atas kumpulan fakta yang kita hadapi sehingga menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan. Data merupakan bentuk jamak dari kata datum, berasal dari bahasa latin yang berarti "sesuatu yang diberikan". Dalam penggunaan sehari-hari data berarti suatu pernyataan yang diterima secara apa adanya. Pernyataan ini adalah hasil pengukuran atau pengamatan suatu variable yang bentuknya dapat berupa angka, kata-kata, atau citra.
Pengumpulan data dilakukan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian.
Tujuan yang diungkapkan dalam bentuk hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap petanyaan penelitian. Jawaban itu masih perlu diuji secara empiris,
dan untuk maksud inilah dibutuhkan pengumpulan data. Data yang dikumpulkan ditentukan
oleh variabel-variabel yang ada dalam hipotesis. Data itu dikumpulkan oleh
sampel yang telah ditentukan sebelumnya. Sampel tersebut terdiri atas
sekumpulan unit analisis sebagai sasaran penelitian. Untuk mengumpulkan data
dari suatu sampel penelitian, dapat dilakukan dengan tehnik-tehnik tertentu
sesuai dengan tujuannya. Dalam proses pengumpulan data, tentu diperlukan sebuah
alat pengumpul yang dapat dibedakan dalam dua metode, yaitu dengan menggunakan
metode tes dan metode non-tes.
I.
Pengumpulan Data dengan Metode Tes
Tes merupakan suatu metode
penelitian psikologis untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah
laku dan kehidupan batin seseorang, dengan menggunakan pengukuran (measurement)
yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti. Keunggulan
metode ini adalah lebih akurat karena tes berulang-ulang direvisi dan
instrument penelitian yang objektif. Sedangkan kelemahan metode ini adalah
hanya mengukur satu aspek data, memerlukan jangka waktu yang panjang karena
harus dilakukan secara berulang-ulang, dan hanya mengukur keadaan siswa pada
saat tes itu dilakukan. Adapun jenis-jenis tes, yaitu:
1.
Tes Intelegensi (Intelegence Test)
Tes
kemampuan intelektual, mengukur taraf kemampuan berpikir, terutama berkaitan
dengan potensi untuk mencapi taraf prestasi tertentu dalam belajar di sekolah
(Mental ability Test; Intelegence Test; Academic Ability Test; Scholastic
Aptitude Test). Jenis data yang dapat diambil dari tes ini adalah kemampuan
intelektual atau kemampuan akademik.
2.
Tes Bakat (Aptitude Test)
Tes
kemampuan bakat, mengukur taraf kemampuan seseorang untuk berhasil dalam bidang
studi tertentu, program pendidikan vokasional tertentu atau bidang pekerjaan
tertentu, lingkupnya lebih terbatas dari tes kemampuan intelektual (Test of
Specific Ability; Aptitude Test ). Kemampuan khusus yang diteliti itu mencakup
unsur-unsur intelegensi, hasil belajar, minat dan kepribadian yang bersama-sama
memungkinkan untuk maju dan berhasil dalam suatu bidang tertentu dan mengambil
manfaat dari pengalaman belajar dibidang itu.
3.
Tes Minat (Measures Test)
Tes
minat, mengukur kegiatan-kegiatan macam apa paling disukai seseorang. Tes macam
ini bertujuan membantu orang muda dalam memilih macam pekerjaan yang kiranya
paling sesuai baginya (Test of Vocational Interest).
4.
Tes Kepribadian (Personality Test)
Tes
kepribadian, mengukur ciri-ciri kepribadian yang bukan khas bersifat kognitif,
seperti sifat karakter, sifat temperamen, corak kehidupan emosional, kesehatan
mental, relasi-relasi social dengan orang lain, serta bidang-bidang kehidupan
yang menimbulkan kesukaran dalam penyesuaian diri.
5.
Tes Proyektif (Projective Test)
Tes
proyektif, meneliti sifat-sifat kepribadian seseorang melalui reaksi-reaksinya
terhadap suatu kisah, suatu gambar atau suatu kata; angket kepribadian,
meneliti berbagai ciri kepribadian seseorang dengan menganalisa jawaban-jawaban
tertulis atas sejumlah pertanyaan untuk menemukan suatu pola bersikap,
bermotivasi atau bereaksi emosional, yang khas untuk orang itu. Kelemahan Tes
Proyektif hanya diadministrasi oleh seorang psikolog yang berpengalaman dalam
menggunakan alat itu dan ahli dalam menafsirkannya.
6.
Tes Perkembangan Vokasional (Vocation Test)
Tes
vokasional, mengukur taraf perkembangan orang muda dalam hal kesadaran kelak
akan memangku suatu pekerjaan atau jabatan (vocation); dalam memikirkan
hubungan antara memangku suatu jabatan dan ciri-ciri kepribadiannya serta
tuntutan-tuntutan social-ekonomis; dan dalam menyusun serta mengimplementasikan
rencana pembangunan masa depannya sendiri. Kelebihan tes semacam ini meneliti
taraf kedewasaan orang muda dalam mempersiapkan diri bagi partisipasinya dalam
dunia pekerjaan (career maturity).
7.
Tes Prestasi / Hasil Belajar (Achievement
Test)
Tes
yang mengukur apa yang telah dipelajari pada berbagai bidang studi, jenis data
yang dapat diambil menggunakan tes prestasi /hasil belajar (Achievement Test)
ini adalah taraf prestasi dalam belajar.
II.
Pengumpulan Data dengan Metode Non-Tes
Untuk melengkapi data hasil
tes akan lebih akurat hasilnya bila dipadukan dengan data-data yang dihasilkan
dengan menggunakan tehnik yang berbeda, berikut disajikan alat pengumpul data
dalam bentuk non tes. Adapun jenis-jenis metode non-tes, yaitu:
1.
Observasi
Observasi
diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Berikut alat dan cara melaksanakan observasi.
Keunggulan metode ini adalah banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan
observasi, hasilnya lebih akurat dan sulit dibantah, banyak objek yang hanya
bersedia diambil datanya hanya dengan observasi, misalnya terlalu sibuk dan
kurang waktu untuk diwawancarai atau menisci kuesioner, kejadian yang serempak
dapat diamati dan dan dicatat serempak pula dengan memperbanyak observer, dan
banyak kejadian yang dipandang kecil yang tidak dapat ditangkap oleh alat
pengumpul data yang lain, yang ternyata sangat menentukan hasil penelitian.
Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung pada kemampuan pengamatan dan
mengingat, kelemahan-kelemahan observer dalam pencatatan, banyak kejadian dan
keadaan objek yang sulit diobservasi, terutama yang menyangkut kehidupan
peribadi yang sangat rahasia, dan oberservasi sering menjumpai observer yang
bertingkah laku baik dan menyenangkan karena tahu bahwa ia sedang diobservasi. Banyak
gejala yang hanya dapat diamati dalam kondisi lingkungan tertentu, sehingga
dapat terjadi gangguan yang menyebabkan observasi tidak dapat dilakukan.
Berikut ini adalah alat dan cara melaksanakan observasi, yaitu:
a.
Catatan Anekdot (Anecdotal Record)
Alat
untuk mencatat gejala-gejala khusus atau luar biasa menurut urutan kejadian,
catatan dibuat segera setelah peristiwa terjadi. Pencatatan ini dilakukan
terhadap bagaimana kejadiannya, bukan pendapat pencatat tentang kejadian
tersebut.
b.
Catatan Berkala (Incidental Record)
Pencatatan
berkala walaupun dilakukan berurutan menurut waktu munculnya suatu gejala
tetapi tidak dilakukan terus menerus, melainkan pada waktu tertentu dan
terbatas pula pada jangka waktu yang telah ditetapkan untuk tiap-tiap kali
pengamatan.
c.
Daftar Chek (Check List)
Penataan
data dilakukan dengan menggunakan sebuah daftar yang memuat nama observer dan
jenis gejala yang diamati.
d.
Skala Penilaian (Rating Scale)
Pencatatan
data dengan alat ini dilakukan seperti chek list. Perbedaannya terletak pada
kategorisasi gejala yang dicatat. Dalam rating scale tidak hanya terdapat nama
objek yang diobservasi dan gejala yang akan diselidiki akan tetapi tercantum
kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan atau jenjang setiap gejal tersebut.
e.
Peralatan Mekanis (Mechanical Device)
Pencatatan
dengan alat ini tidak dilakukan pada saat observasi berlangsung, karena
sebagian atau seluruh peristiwa direkan dengan alat elektronik sesuai dengan
keperluan.
2.
Angket atau Kuesioner (Questionnaire)
Angket atau kuesioner (Questionnaire) merupakan
suatu tehnik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung
bertanya jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga
disebut angket berisi sejumlah pertnyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau
direspon oleh responden. Responden mempunyai kebiasaan untuk memberikan jawaban
atau respon sesuai dengan presepsinya. Kuesioner merupakan metode penelitian
yang harus dijawab responden untuk menyatakan pandangannya terhadap suatu
persoalan. Sebaiknya pertanyaan dibuat dengan bahasa sederhana yang mudah
dimengerti dan kalimat-kalimat pendek dengan maksud yang jelas. Penggunaan
kuesioner sebagai metode pengumpulan data terdapat beberapa keuntungan,
diantaranya adalah pertanyaan yang akan diajukan pada responden dapat
distandarkan, responden dapat menjawab kuesioner pada waktu luangnya,
pertanyaan yang diajukan dapat dipikirkan terlebih dahulu sehingga jawabannya
dapat dipercaya dibandingkan dengan jawaban secara lisan, serta pertanyaan yang
diajukan akan lebih tepat dan seragam. Kuesioner dapat dibagi menjadi empat,
yaitu:
a.
Kuesioner Tertutup
Setiap pertanyaan telah disertai
sejumlah pilihan jawaban. Responden hanya memilih jawaban yang paling sesuai.
b.
Kuesioner Terbuka
Dimana tidak terdapat pilihan
jawaban, sehingga para responden harus memformulasikan jawabannya sendiri.
c.
Kuesioner Kombinasi Terbuka dan Tertutup
Dimana
menggunakan pertanyaan tertutup kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
d.
Kuesioner Semi Terbuka
Pertanyaan yang jawabannya telah
tersusun rapi, tetapi masih memungkinkan adanya tambahan jawaban.
3.
Wawancara
Wawancara
informasi merupakan salah satu metode pengumpulan data untuk memperoleh data
dan informasi dari siswa secara lisan. Proses wawancara dilakukan dengan cara
tatap muka secara langsung dengan siswa. Selama proses wawancara petugas
bimbingan mengajukan pertanyaan, meminta penjelasan dan jawaban dari pertanyaan
yang diberikan dan membuat catatan mengenai hal-hal yang diungkapkan kepadanya.
Secara garis besar ada dua macam pedoman wawancara, yaitu:
a.
Pedoman Wawancara Tidak Terstruktur
Yaitu
pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu
saja kreativitas pewawancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan
jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewawancaralah
sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis interviu ini cocok untuk penilaian
khusus.
b.
Pedoman Wawancara Terstruktur
Yaitu
pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai
check-list. Pewawancara tinggal membubuhkan tanda (check) pada nomor yang
sesuai. Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi
structured”. Dalam hal ini maka mula-mula interviewer menanyakan serentetan
pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu per satu diperdalam dalam
mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa
meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam.
4.
Studi Dokumenter (Documentary Study)
Studi
dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan
menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,gambar maupun elektronik.
Dokumen yang telah diperoleh kemudian dianalisis (diurai), dibandingkan dan
dipadukan (sintesis) membentuk satu hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan metode lain, maka metode
ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya
masih tetap, belum berubah. Dengan metode dokumentasi yang diamati bukan benda
hidup tetapi benda mati. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini peneliti
memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila
terdapat/muncul variabel yang dicari, maka peneliti tinggal membubuhkan tanda
check atau tally di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat
bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan
kalimat bebas.
5.
Otobiografi
Otobiografi
merupakan karangan yang dibuat oleh siswa mengenai riwayat hidupnya sampai pada
saat sekarang. Riwayat hidup itu dapat mencakup keseluruhan hidupnya dimasa
lamoau atau hanya beberapa aspek kehidupannya saja. Keunggulan metode ini
adalah di samping menceritakan kejadian-kejadian dimasa lalu terungkap pula
pikiran dan perasaan subjektif tentang kejadian tersebut, menolong Konselor
memahami kehidupan batin siswa dan membantu siswa menyadari garis besar riwayat
perkembangannya sampai sekarang, berunsur subjektifitas sehingga siswa
menggambarkan duniaini, dilihat dari sudut pandang sendiri (internal frame of
reference). Sedangkan kelemahan metode ini adalah unsur subjektifitas juga
menimbulkan kesulitan bagi interpretasi, karena siswa cenderung
melebihkan-lebihkan kebaikan atau kelemahan sendiri dan menilai peranan orang
lain secara berat sebelah dan memerlukan waktu yang lama,
6.
Sosiometri
Sosiometri merupakan suatu metode
untuk memperoleh data tentang jaringan sosial dalam suatu kelompok, yang
berukuran kecil antara 10-50 orang, data diambil berdasarkan preferensi pribadi
antara anggota kelompok. Keunggulan metode ini adalah mungkin kelebihan
terbesar teknik sosiometri adalah teknik ini memberikan informasi obyektif mengenai
fungsi-fungsi individu dalam kelompoknya, dimana informasi ini tidak dapat
diperoleh dari sumber yang lain. Sedangkan kelemahan metode ini adalah perlu
diketahui bahwa tes sosiometri, tidak memberikan jawaban yang pasti.
·
DAFTAR
PUSTAKA
Ardhana.
2008. Teknik Pengumpulan Data Kualitatif. http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/08/teknik-pengumpulan-data-kualitatif/
(diakses pada 26 Maret 2013).
Susanto,
Eko. 2008. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. http://eko13.wordpress.com/2008/03/18/jenis-data-dan-metode-pengumpulan-data/
(diakses pada 26 Maret 2013).
Jamilah, Dinul Islam. 2010. Metode Pengumpulan Data. http://dinulislamjamilah.wordpress.com/2010/04/12/metode-pengumpulan-data/
(diakses pada 26 Maret 2013).