Welcome!!

Rabu, 16 Januari 2013

PENGARUH SITUASI KONSUMEN



·         DEFINISI
-     Pengaruh Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari karakteristik konsumen dan karakteristik obyek.
-    Menurut Belik (1975), pengaruh situasi merupakan semua faktor yang utama terhadap tempat dan situasi yang tidak menurut pengetahuan seseorang (intra individu) dan stimulasi (alternative pilihan) dan memiliki bukti dan pengaruh sistematis pada perilaku saat itu .
-  Menurut Mowen dan Minor (1998), pengaruh situasional adalah kekuatan sesaat yang tidak berasal dari dalam diri seseorang atau berasal dari produk atau merek yang dipasarkan.
-    Menurut Asseal (1998), Faktor situasional adalah kondisi sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu. Kemunculanya terpisah dari diri produk maupun konsumen.
-     Penelitian telah menemukan bahwa faktor situasional mempengaruhi pilihan konsumen dengan mengubah kemungkinan pemilihan berbagai alternatif (Kolm, Monroe, dan Glazer, 1987, dalam Titus dan Ernett, 1996).

·         SITUASI KONSUMEN
Situasi konsumen adalah faktor personal dan lingkungan sementara yang menyebabkan suatu situasi dimana perilaku konsumen muncul pada aktivitas tertentu, waktu tertentu dan tempat tertentu. Situasi konsumen relatif merupakan kejadian jangka pendek dan harus dibedakan dengan lingkungan makro atau faktor-faktor personal yang memiliki jangka waktu lama . Situasi konsumen meliputi faktor-faktor berikut ini, yaitu:
1)     Melibatkan waktu dan tempat dalam mana aktivitas konsumen terjadi
2)      Mempengaruhi tindakan konsumen seperti perilaku pembelian
3)    Tidak termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang

Terdapat tiga jenis situasi konsumen, yaitu:
1)      Situasi Komunikasi
Situasi komunikasi merupakan keadaan dimana konsumen terbuka untuk informasi, baik dari orang seorang maupun informasi yang bersifat impersonal. Komunikasi yang dilakukan dapat bersifat pribadi atau non-pribadi. Komunikasi pribadi akan mencakupi percakapan yang mungkin diadakan oleh konsumen dengan orang lain, seperti wiraniaga atau sesame konsumen. Komunikasi non pribadi akan dilibatkan sprektum luas stimulus, seperti iklan dan program serta publikasi yang berorientasi konsumen misalnya laporan konsumen. Konsumen memperolah informasi melalui:
a)    Komunikasi lisan dengan teman, kerabat, tenaga penjual atau wiraniaga.
b)    Komunikasi non-pribadi, seperti iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, billboard, dsb.
c)   Informasi diperoleh langsung dari toko melalui promosi penjualan, pengumuman, di rak dan di depan toko.

2)      Situasi Pembelian
Situasi pembelian merupakan lingkungan atau suasana yang dialami atau dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa. Situasi pembelian mengacu pada latar di mana konsumen memperoleh produk atau jasa, dan situasi tersebut akan mempengaruhi pembelian. Pengaruh situasi dapat diwujudkan dari dalam bermacam jenis cara selama situasi pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan berikut ini:
a)      Lingkungan Informasi
Lingkungan Informasi mengacu pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi konsumen. Sifat lingkungan informasi akan menjadi determinan penting dari perilaku pasar ketika konsumen terlibat di dalam semacam bentuk pengambilan keputusan non kebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama mencakupi:
1.      Ketersediaan Informasi
Tidak adanya informasi mengenai kinerja dari merek yang bersaing mengenai beberapa sifat akan menghalangi pemakaian informasi tersebut selama pengambilan keputusan. Ketersediaan informasi kadang akan bergantung kepada kemampuan konsumen mendapatkan kembali informasi dari ingatan.
2.      Beban Informasi
Beban informasi dari lingkungan pilihan ditentukan oleh jumlah alternatif pilihan dan jumlah sifat per-alternatif. Kenaikan dalam jumlah alternatif pilihan mengubah jenis kaidah keputusan yang digunakan konsumen selama mengambil keputusan.
3.      Format Informasi
Format informasi yaitu cara dimana informasi disusun. Dapat pula memperngaruhi perilaku konsumen. Pemakaian informasi harga satuan ini oleh konsumen mungkin bergantung kepada bagaimana informasi itu disusun.
4.      Bentuk Informasi
Bentuk informasi adalah penilaian produk numeris, memungkinkan konsumen mentaksir dengan lebih mudah perbedaan diatantara banyak produk. Sebagai akibatnya, konsumen lebih cenderung membandingkan merek atas dasar sifat demi sifat ketika informasi merek disajikan dalam bentuk numeris ketimbang semantic.
b)      Lingkungan Eceran
Sifat fisik dari lingkungan eceran, kerap diacu sebagai store atmospheries, sangat menarik bagi para pemasar karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi yang berada di luar kendali pemasar, mereka mempunyai kemampuan untuk menciptakan lingkungan eceran. Kedua, pengaruh ini dibidikkan kepada konsumen dapat di tempat yang benar di dalam toko. Lingkungan eceran terdiri dari beberapa macam elemen diantaranya:
1.      Musik
Konsumen akan merasa nyaman jika membeli dengan adanya musik, karena membuat semangat para pembeli semakin meningkat. Dan membuat banyak konsumen yang akan datang kembali lagi ke toko itu.
2.      Tata Ruang dan Lokasi di Dalam Toko
Tata ruang dan lokasi didalam toko dapat digunakan untuk meningkatkan kemungkinan konsumen mengadakan kontak dengan produk.
3.      Warna
Warna merupakan sumber pengaruh yang potensial pada persepsi maupun perilaku konsumen. Warna yang hangat seperti merah dan kuning, tampak lebih efektif menarik perhatian konsumen dibandingkan dengan warna yang lebih sejuk seperti hijau dan biru.
4.      Bahan POP (Point-Of-Purchase)
Merupakan suatu bahan di tempat penjualan yang dapat berfungsi sebagai stimulus yang sangat kuat. Peragaan dan tanda dapat meningkatkan kemungkinan menarik perhatian konsumen.
5.      Wiraniaga
Merupakan potensi untuk mempengaruhi konsumen selama berbelanja dapat dipengaruhi secara kuat oleh staf garis depan pengecer.
6.      Kesesakan
Aspek luar dari latar eceran yang mungkin memperngaruhi perilaku berbelanja adalah tingkat kesesakan yang dirasakan yang disebabkan oleh kepadatan orang yang berbelanja didalam toko.
7.      Pengaruh Waktu
Dimana situasi ini berlaku pada permintaan akan banyak produk saat musim tiba.

3)      Situasi Pemakaian
Situasi pemakaian produk dan jasa merupakan situasi atau suasana ketika konsumsi terjadi. Konsumen sering kali memilih suatu produk karena pertimbangan dari situasi konsumsi. Situasi pemakaian mengacu pada latar dimana konsumsi terjadi. Dalam banyak kejadian situasi pembelian dan pemakaian sebenarnya sama , tetapi konsumsi produk kerap kali terjadi didalam latar yang sangat jauh, baik secara fisik maupun temporal, dari latar dimana produk diperoleh. Lingkungan sosial yang mencirikan situasi pemakaian dapat mempunyai pengaruh penting pada perilaku konsumen, dan waktu dimana pemakaian terjadi mungkin pula dapat mempengaruhi perilaku konsumen.


REFERENSI:

EVALUASI ALTERNATIF - KRITERIA EVALUATIF


·         DEFINISI

Evaluasi Alternatif adalah sebuah pertimbangan akan suatu barang yang ingin dibeli dengan alternatif lainnya yang dilakukan oleh para pembeli atau konsumen sebelum melakukan pembelian.



·         KRITERIA EVALUATIF

Konsumen sering membuat keputusan berdasarkan pengaruh atau pada sikap secara keseluruhan terhadap merek atau untuk meminimalkan usaha atau emosi negatif. Kriteria Evaluatif merupakan salah satu aktivitas dalam proses pengambilan suatu keputusan konsumen dan memegang peranan penting dalam memprediksi perilaku pembelian konsumen. Saat konsumen melakukan aktivitas tersebut, mereka sedang mempertimbangkan elemen-elemen yang terdapat pada satu produk dan menilai elemen mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan dalam memilih sebuah produk.

Sifat kriteria evaluatif biasanya fitur produk atau atribut yang terkait dengan baik manfaat yang diinginkan oleh pelanggan atau biaya yang harus mereka keluarkan. Jenis kriteria evaluatif digunakan dalam keputusan bervariasi dari segi biaya nyata dan kinerja untuk faktor intangible seperti gaya, rasa, prestise, perasaan yang dihasilkan, dan citra merek. Pemasar harus memahami kriteria yang digunakan konsumen untuk mengevaluasi merek mereka.

Kriteria evaluatif berisi dimensi atau elemen tertentu yang digunakan dalam menilai alternatif-alternatif pilihan. Beberapa hal penting yang harus ditentukan dalam Pengukuran Kriteria evaluative, yaitu:

1)      Kriteria evaluatif yang digunakan oleh konsumen.

2)  Bagaimana konsumen mempersepsikan berbagai alternatif pada setiap kriteria.

3)      Pentingnya relatif dari masing-masing kriteria. 
         
         Kriteria alternatif dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya dalam membeli mobil seorang konsumen mungkin mempertimbangkan kriteria, keselamatan, kenyamanan, harga, merek, negara asal (country of origin) dan juga spek hedonik seperti gengsi, kebahagiaan, kesenangan dan sebagainya. Beberapa kriteria evaluatif yang umum adalah:
1)      Harga

Harga merupakan salah satu unsur yang menentukan pemilihan alternatif. Harga menjadi poin penting dalam evaluasi alernatif untuk melihat apakah harga barang tersebut sesuai dengan kemampuan ekonomi yang dimiliki. Konsumen cenderung akan memilih harga yang murah untuk suatu produk yang ia mengerti spesifikasinya. Namun jika konsumen tidak bisa mengevaluasi kualitas produk maka harga merupakan indikator kualitas. Oleh karena itu strategi harga hendaknya disesuaikan dengan karakteristik produk.

2)      Merek

Biasanya sebelum kita melihat lebih jauh kita dapat menilai dari nama merek atau produsen barang tersebut. Merek terbukti menjadi faktor penting dalam pembelian obat. Nampaknya merek merupakan penganti dari mutu dan spesifikasi produk. Ketika konsumen sulit menilai kriteria kualitas produk, kepercayaan pada merek lama yang sudah memiliki reputasi baik dapat mengurangi resiko kesalahan dalam pembelian.

3)      Negara Asal Produk

Negara dimana asal suatu produk dihasilkan merupakan salah satu yang di perhatikan oleh beberapa kalangan konsumen. Negara sering mencitrakan kualitas produk, contohnya konsumen mungkin sudah tidak meragukan lagi kualitas produk elektronik dari Jepang. Sementara, untuk jam tangan nampaknya jam tangan buatan Swiss meruapak produk yang handal tak teragukan.

4)      Saliensi Kriteria Evaluasi

Konsep saliensi mencerminkan ide bahwa kriteria evaluasi kerap berbeda pengaruhnya untuk konsumen yang berbeda dan juga produk yang berbeda. Pada suatu produk mungkin seorang konsumen mempertimbangkan bahwa harga adalah hal yang penting, tetapi tidak untuk produk yang lain. Atribut yang mencook (salient) yang benar-benar mempengaruhi proses evaluasi disebut sebagai atribut determinan.

5)      Model

Banyak dari konsumen terutama wanita yang tertarik dengan tampillan atau model dari suatu  produk yang di inginkannya. Contohnya casing handphone, banyak wanita yang lebih memilih tampilan atau bentuk yang lucu di banding melihat fungsi dan kegunaannya.

6)      Kualitas

Tidak sedikit dari para konsumen yang melihat kualitas produk yang mereka inginkan.
 
        Uraian diatas dapat menjadi contoh dari evalusai alternative sebagai bahan pertimbangan untuk memilih dan membeli barang yang kita inginkan.


REFERENSI: seputar-mahasiswa.blogspot.com