Welcome!!

Rabu, 10 Oktober 2012

WINDOW SHOPPING



Window Shopping adalah salah satu perilaku konsumen, dimana konsumen hanya melihat-lihat barang yang dijual ditoko-toko dan biasanya barang tersebut ada di balik kaca atau etalase toko tersebut, yang membuat konsumen itu merasa tertarik untuk berencana membeli barang tersebut di waktu yang akan datang.

Keunggulan dari window shopping adalah:
1.Tidak perlu mengeluarkan biaya.
2.Dapat dilakukan oleh siapa saja.
3.Memperoleh informasi tentang kualitas dan kegunaan barang-barang baru.
4.Membuat perasaan senang dan puas walaupun hanya sekedar melihat-lihat.
5.Menyehatkan. Karena selain hanya melihat-lihat barang, otomatis tubuh kita bergerak dan efeknya sama seperti sedang berolahraga.

Kelemahan dari window shopping adalah menyita banyak waktu. Karena banyak sekali orang yang sampai lupa waktu dan membuang-buang waktu yang berguna untuk kegiatan lainnya.

NICHE MARKET



Niche Market adalah pemilihan segmen pasar yang khusus menyediakan produk dan jasa sejenis, guna memuaskan kebutuhan pasar secara spesifik yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan dari pelanggan dan dapat menguasai harga pasar, kualitas maupun demografinya.

Di Indonesia, niche market dikenal dengan nama pasar ceruk. Niche market hanya fokus kepada kelompok tertentu (ceruk).  Salah satu keunggulan dari bisinis niche market adalah akan lebih fokus karena hanya menjual satu jenis produk saja, sehingga akan mudah melayani pembeli. Niche market yang lebih fokus akan membuat si pebisnis memperoleh pelanggan yang berpotensi tertarik dan sangat berminat terhadap produk yang ditawarkan, sehingga mereka akan membeli dan bahkan dapat menjadi pelanggan.

Contoh dari niche market, Jika seseorang ingin berbisnis dalam produk pakaian, maka orang tersebut tinggal menentukan satu produk pakaian yang akan dijual, misalnya khusus untuk pakaian wanita saja, atau khusus untuk pakaian pria saja, atau mungkin khusus untuk pakaian anak-anak saja.

Hal-hal penting yang harus diperhatikan jika seseorang ingin berbisnis niche market, yaitu:
1.       Mengetahui segala sesuatu tentang produk yang akan dijual
2.       Memperhatikan siapa saja calon pembeli yang akan ditawarkan
3.       Memperlihatkan keunggulan produk yang akan ditawarkan


REFERENSI

IMPULSE BUYING



Pernahkah saat anda berbelanja di sebuah tempat, anda membeli sebuah barang padahal barang tersebut tidak termasuk dalam daftar belanjaan anda? Atau pernahkah anda membeli sebuah barang secara spontan, padahal sebelumnya anda sama sekali tidak terfikirkan untuk membeli barang tersebut? 
Nah, keadaan seperti ini dinamakan Impulse Buying.

·         Apa itu Impulse Buying?
Impulse buying adalah salah satu perilaku konsumen, yang memiliki arti membeli suatu produk yang tidak direncanakan terlebih dahulu. Impulse buying merupakan bagian dari suatu kondisi yang dikenal dengan sebutan “unplanned purchase” atau pembelian yang tidak direncanakan, dimana pembelanjaan yang terjadi tidak sesuai dengan rencana awal si konsumen tersebut.
Rook dan Fisher (Negara dan Dharmmesta, 2003) mendefinisikan impulse buying sebagai kecenderungan konsumen untuk membeli suatu produk secara spontan, sesuai dengan suasana hati si konsumen tersebut.

·         Mengapa Impulse Buying dapat terjadi?
Impulse Buying dapat terjadi karena beberapa faktor, yaitu:
1.       Faktor Internal: dimana faktor ini terdapat pada diri seseorang, yaitu pada suasana hati dan kebiasaan mereka saat berbelanja.
2.       Faktor Eksternal: dimana faktor ini merupakan pengaruh dari suasana lingkungan toko dan promosi yang ditawarkan oleh toko.

Beberapa contoh yang mempengaruhi terjadinya Impulse Buying :
1.       Pengaruh Display. Pada saat kita akan membayar belanjaan kita di kasir, tiba-tiba kita tertarik saat melihat barang-barang yang ditaruh didekat kasir seperti : permen, coklat, majalah, Koran, dan sebagainya. Akhirnya barang tersebut kita beli, padahal tidak termasuk dalam daftar belanjaan.
2.       Pengaruh Promosi. Biasanya konsumen sering membeli barang-barang yang sedang promo, entah karena harganya yang murah saat sedang diskon atau karena mendapat bonus hadiah atau mungkin biasanya kaum pria tertarik membeli barang karena rayuan sang Sales Promotion Girl (SPG).
3.       Pengaruh Konsumen lain. Biasanya saat melihat kerumunan para konsumen berebut membeli suatu barang, konsumen lainnya jadi ikut-ikutan berebut barang tersebut.


REFERENSI

PERILAKU KONSUMEN



I)        Definisi Perilaku Konsumen

Perilaku Konsumen adalah sebuah proses dimana seseorang melakukan aktivitas mencari, memilih, membeli, serta menggunakan produk dan jasa yang diinginkan, guna untuk memperoleh kepuasan dalam kebutuhan konsumen tersebut.

II) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

A)     3 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, menurut James F. Engel – Rodger D. Blackwell – Paul W. Miniard dalam Saladin, yaitu:
1.Pengaruh Lingkungan (Keluarga, budaya, kelas sosial dan situasi).
2.Perbedaan dan Pengaruh Individu (Pengetahuan, sikap, gaya hidup, kepribadian, demografi, motivasi dan keterlibatan).
3.Proses Psikologis (Pembelajaran, pengolahan informasi, perubahan sikap dan perilaku).
B)      2 Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, menurut Kotler dan Armstrong (1996), yaitu:
1.      Faktor Eksternal (Pengaruh keluarga, kebudayaan, kelas sosial, kelompok referensi, dan marketing strategy).
2.       Faktor Internal (Kepribadian, sikap, gaya hidup, belajar, motivasi dan persepsi).

III)    Pendekatan Perilaku Konsumen

Ada 3 macam pendekatan utama dalam meneliti perilaku konsumen, yaitu:
1.Pendekatan Interpretif, dimana pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan hal-hal yang mendasarinya, misalnya dengan melakukan wawancara atau focus group discussion.
2.Pendekatan Tradisional, dimana pendekatan ini berdasarkan teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial, dan behavioral serta dari ilmu sosiologi. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perilaku dan pembuatan keputusan konsumen, misalnya dengan melakukan survey atau eksperimen.
3.Pendekatan Sains Marketing, dimana pendekatan ini berdasarkanpada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memprediksi pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi (Moving rate analysis), yang dilakukan dengan cara mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hierarki kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow.
Selain ketiga macam pendekatan perilaku konsumen diatas, masih ada 2 macam pendekatan untuk mempelajari tingkah laku konsumen, yaitu:
1.Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach), dimana pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan seorang konsumen dapat diukur dengan satuan, misalnya: uang. Tingkat kepuasan konsumen terbagi menjadi 2, yaitu: kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility).
2.Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach), dimana pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak perlu diukur dengan satuan, jadi cukup mengetahui tinggi – rendahnya kepuasan konsumen dalam menggunakan suatu produk atau jasa.


REFERENSI :
Wikipedia
Wartawarga Gunadarma
Anneahira.com